beautiful: emaaa(GADAI RE$M1)aa$ … 030612

Mau Cicil Emas di Bank? Baca Aturan Ini
| Erlangga Djumena | Sabtu, 2 Juni 2012 | 06:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) resmi mengeluarkan aturan mengenai kepemilikan emas menggunakan akad murabahah. Dengan akad tersebut, nasabah bisa memiliki emas dengan cara mencicil.

Aturan yang tertuang dalam SE Nomor 14/16/DPbS perihal produk pembiayaan kepemilikan emas (PKE) tersebut berlaku bagi bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah, dan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS). Obyek PKE yang dimaksud ialah emas batangan ataupun perhiasan.

Ada beberapa pokok yang ditekankan BI dalam aturan yang resmi meluncur pada 31 Mei 2012 ini. Pertama, baik bank syariah maupun unit usaha syariah (UUS) wajib memiliki kebijakan dan prosedur tertulis secara memadai.

Kedua, agunan PKE adalah emas yang dibiayai bank syariah atau UUS yang diikat secara gadai, disimpan secara fisik di bank syariah atau UUS, dan tidak dapat ditukar dengan agunan lain.

Ketiga, bank syariah atau UUS dilarang mengenakan biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas emas yang digunakan sebagai agunan PKE.

Keempat, jumlah PKE per nasabah maksimal Rp 150 juta. Nasabah dimungkinkan memperoleh PKE dan Qardh Beragun Emas secara bersamaan dengan jumlah saldo secara keseluruhan maksimal Rp 250 juta dan jumlah saldo untuk PKE maksimal Rp 150 juta.

Kelima, uang muka PKE minimal 20 persen untuk emas batangan, sedangkan untuk emas perhiasan minimal 30 persen. Keenam, jangka waktu PKE dibatasi 2-5 tahun. Pembayarannya dilakukan secara angsuran dalam jumlah yang sama setiap bulan.

Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah BI Edy Setiadi mengungkapkan aturan tersebut bertujuan memberi acuan bagi perbankan syariah menjalankan PKE agar meningkatkan kehati-hatian bank yang menyalurkan produk PKE.

“Aturan ini meski di satu sisi untuk membeli emas, bukan itu sasarannya. Layanan ini bisa digunakan usaha mikro dan kecil sebagai sarana untuk menabung sehingga sewaktu-waktu ada keperluan mendadak bisa dipakai untuk berjaga-jaga,” ungkap Edy, Jumat (1/6/2012). (Astri Kharina Bangun/Kontan)
JAKARTA- Harga emas diprediksi akan melanjutkan potensi konsolidasi pada sekitar area 1.580–1.606 dolar AS per troy ons, kata analis Ariston Tjendra.

Ariston Tjendra yang juga Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures di Jakarta, Senin (4/6), mengatakan bahwa kenaikan harga emas akhir pekan lalu yang berhasil menembus level 1.600 dolar AS per troy ons, dan bahkan mencapai 1.630 dolar AS per troy ons didorong oleh melemahnya nilai tukar dolar AS.

“Pelemahan yang terjadi pada dolar AS mendongkrak kembali harga emas,” kata Ariston.

Kenaikan harga emas ini, lanjut Ariston, berpotensi membawa harga pada penguatan selanjutnya. Namun, hal penting yang perlu diperhatikan adalah perkembangan berita dari zona euro.

Tercatat pada akhir pekan lalu, emas berjangka ditutup menguat hampir 4 persen. Itu merupakan penguatan terbesar dalam sehari perdagangan sejak Agustus 2011.

Emas untuk pengiriman Agustus menanjak 57,90 dolar AS per troy ons atau 3,7 persen, menjadi 1.622,10 dolar AS per troy ons di Comex, divisi dari New York Mercantile Exchange.

Itu menandai persentase kenaikan terbesar dalam sehari perdagangan sejak Agustus 2011. Secara total selama sepekan harga emas naik 3,4 persen.

http://www.investor.co.id/marketandcorporatenews/emas-berpotensi-konsolidasi-di-1580-1606/37541

Sumber : INVESTOR DAILY
Bank Indonesia (BI) mencatat aset dalam bentuk emas di 2011 mencapai Rp 33,51 triliun atau meningkat Rp 3,76 triliun dari periode sebelumnya di 2010 yang hanya Rp 29,75 triliun.

Nilai dari cadangan emas di BI terus meningkat setiap tahunnya, hal ini disinyalir dengan terus melambungnya harga emas. Di 2009 saja, cadangan emas di BI hanya mencapai Rp 24,356 triliun.

Dikutip detikFinance, Senin (4/6/2012) dari Laporan Keuangan BI di 2011, ternyata bank sentral juga menyimpan uang asing sebanyak Rp 4 miliar berikut beberapa surat utang.

Tercatat surat berharga mencapai Rp 843,12 triliun kemudian Surat Utang Negara Republik Indonesia yang mencapai Rp 82,40 triliun. Nilai giro yang ada di bank sentral di 2011 mencapai Rp 22,51 triliun.

Total aktiva BI hingga akhir 2011 mencapai Rp 1.371 triliun. Namun di 2011 ini BI mengalami defisit hingga Rp 25,14 triliun atau lebih tinggi dibanding deifisit tahun 2010 yang sebesar Rp 12,15 triliun.

Sumber: detikcom

Diterbitkan oleh bumi2009fans

JO membagikan info dan analisis ringkas terkait info ekonomi global dan makro sambil trading zsaham aza zseh

Tinggalkan komentar